22 November 2011

Puisi: Rintihan Perindu


Puncak kerinduan yang diidam setiap hamba-hambaNya.

Daku tenggelam dalam euforia rindu mendalam yang impak dahsyatnya melebihi apa pun yang pernah kualami sebelumnya..

Rindu itu menghinggap, menyelinap, meresap, lantas menjalar ke seluruh sel di tubuhku.. Aku begitu mendamba kehadiranNya hingga pernah dalam suatu doaku, yang mampu kuucap hanyalah namaNya...
Tiada henti, tiada putus, aku terus saja berbisik sepanjang hari, “Ya Allah, ya Allah, ya Allah.”

“Duhai Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim, Al-Maalik, Al-Qudduus, As-Salaam, Al-Mu’min, Al-Muhaimin, Al-‘Aziiz, Al-Jabbaar, Al-Mutakabbir, Al-Khaaliq, Al-Baari’, Al-Mushawwir, Al-Ghaffaar, Al-Qahhaar, Al-Wahhaab, Ar-Razzaaq, Al-Fattaah, Al-‘Aliim, Al-Qaabidh, Al-Baasith, Al-Khaafidh, Ar-Raafi’, Al-Mu’izz, Al-Mudzill, As-Samii’, Al-Bashiir, Al-Hakam, Al-‘Adl, Al-Lathiif, Al-Khabiir, Al-Haliim, Al-‘Azhiim, duhai Dzul Jalali wal Ikram..”

Hatiku demikian sunyi dan pilu tanpaMu..

Aku bagaikan anak kecil yang tersesat mencari ibunya, nelayan yang terdampar di pulau tak berpenghuni, atau burung bersayap patah yang hanyut terbawa arus sungai, atau layang-layang yang putus talinya dihembus angin badai .. Aku memanggil-manggil namaNya, berharap Ia mendengarku, mengenaliku, menyayangiku lalu menyelamatkanku...

Ohh.. Rindu, Amat rindu...

Batinku terkapai-kapai dalam dimensi tak berbingkai, tiada penghujungnya.. Rintihanku terlolong-lolong bagai majnun yang mencintai kekasihnya, tiada noktah pengakhirnya.. Aku membayangkan diriku bersujud hina di hadapan Ka’bah... Di tanah suci... Begitu dekat denganNya... Aku membayangkan menangis di Multazam, tempat paling mustajab.. tempat seluruh doa akan terjawab.. Aku membayangkan diriku berbalut putih, bertawaf bersama jiwa-jiwa lain yang merinduNya..

Namun... Layakkah aku melamar kasih kudusNya? Dengan apa yang aku ada.. dengan dina dosaku yang gelita.. Itu saja yang aku ada!! Apa lagi yang kumiliki, selain khilaf yang menggunung nista?.. Layakkah aku menggapai cahaya yang tak terhingga pancarannya??

“Ya Allah, ya Allah, ya Allah... Akankah Engkau mengundangku ke rumahMu, kiblat umat muslim sepenjuru dunia? Mungkinkah Engkau memperkenankan aku datang bertamu, meski diri ini penuh peluh noda?

Duhai Al-Ghafuur, Asy-Syakuur, Al-‘Aliiy, Al-Kabiir, Al-Hafiizh, Al-Muqiit, Al-Hasiib, Al-Jaliil, Al-Kariim, Al-Raqiib, Al-Mujiib, Al-Waasi’, Al-Hakiim, Al-Waduud, Al-Majiid, Al-Baa’its, Asy-Syahiid, Al-Haqq, Al-Wakiil, Al-Qawiyy, Al-Maatin, Al-Waliyyu, Al-Hamiid, Al-Muhshi, Al-Mubdi’, Al-Mu’iid, Al-Muhyii, Al-Mumiit, Al-Hayyu, Al-Qayyuum, Al-Waajid, Al-Maajid, Al-Waahid.."

Undanglah aku, ya Allah... Aku akan datang, dengan berlari... Dengan segenap kerinduan yang menggumpal... Aku akan datang, meski harus tertatih..meski harus mengesot, Dengan repihan cinta yang kurekatkan rapat-rapat. Undanglah aku, ya Allah...

Aku menghiba, mengemis, dan menghamba... Meminta Allah memperkenankan pintaku, berjumpa diriNya di titik paling dekat denganNya sepenjuru dunia.. Karena aku tidak tahu bilakah waktuku akan tiba... Sungguh, aku tidak mahu jika sampai hujung perjalanan fanaku, belum jua aku menyungkurkan taubatku di hadapan kesaksian Ka’bah dan menyampaikan salam kepada Rasulullah di Raudhah... Aku tidak sanggup membayangkan, seandainya hingga akhir hayatku, Allah belum mengizinkanku bertamu ke tanah suci...

Betapa rindu aku akan Allah... Aku bagaikan petualang yang telah lama tidak pulang dan merasa ingin kembali... Betapa aku berharap, kerinduan ini cukup untuk menghantarkanku ke Mekkah dan Madinah...tempat Rasulullah, sang habibullah berawal dan berakhir... Tempat cahaya keislaman memancar dan menjadi ‘rahmatan lil ‘aalamin’... Tempat terindah untuk dijadikan kiblat di setiap langkah mereka yang mengaku hamba Allah...

“Duhai Al-Ahad, Ash-Shamad, Al-Qaadir, Al-Muqtadir, Al-Muqaddim, Al-Muakhkhir, Al-Awwal, Al-Aakhir, Azh-Zhaahir, Al-Baathin, Al-Waalii, Al-Muta’aalii, Al-Barru, At-Tawwaab, Al-Muntaqim, Al-‘Afuwwu, Ar-Rauuf, Maalikul Mulki, Dzul-Jalaali Wal-Ikraam, Al-Muqsith, Al-Jaami’, Al-Ghaniyyu, Al-Mughnii, Al-Maani’, Adh-Dhaarru, An-Naafi’, An-Nuur, Al-Haadii, Al-Badii’, Al-Baaqii, Al-Waarits, Ar-Rasyiid, Ash-Shabuur."

Izinkan aku mengucapkan ‘Labbaik Allaahumma labbaik, labbaika laa syariikalaka labbaik. Innalhamda wanni’mata, lakawal mulk, laa syariikalak.’ MenujuMu...Menyahut seruanMu.. Berakhir di pelukanMu...

Aku ingin bertemuMu ya Rabbul ‘Izzati...

Jika aku boleh memilih akhirku, aku ingin di sini, Tuhanku... Di pintu rumahMu... Dengan lantunan ayat suci qiyamullail yang menghidup nadi imanku.. Dengan salawat kerinduan pada kekasihMu yang mendamai ragaku. .

Di bawah naungan Ka’bahMu, Tuhanku... Seandainya Engkau bertanya di mana aku ingin dijemput... Di hadapan Multazam, bersama ampunanMu... Di pelukan Masjidil Haram, bersama rahmatMu... Di hamparan tanah Mekah, bersama keredhaanMu..

Di sini, Tuhanku.. Di dalam sujud bersama cintaMu.. Sentiasa dekat denganMu..

........

Nota: Moga mimpi ini menjadi kenyataan..

No comments:

Post a Comment

Paterikan nama anda di sini. Saya akan jejaki. Moga ikatan terus bersemadi..

Related Posts with Thumbnails